Belum berselang satu bulan, pesawat Lion Air kembali mengalami kecelakaan. Senin sore, 9 Maret 2009, pesawat produksi McDonell Douglas jenis MD 90 yang tergelincir saat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 15.30. Di ujung Runway Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengirimkan tim investigator untuk memeriksa pesawat MD-90 milik Lion Air yang tergelincir di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng pada 9 Maret.
Juru bicara KNKT J.A. Barata mengatakan investigator yang dikirim itu a.l. Franz Wenaz, J. Temenggung, Capt. Nurcahyo, Alit Sadikin, dan Sulaeman.
"Kami akan kumpulkan sebanyak munngkin data-data pendukung di lapangan," jelasnya.
Pada tahap awal, lanjut Barata, tim investigator akan mengumpulkan data untuk mencari penyebab kecelakaan pesawat di bandara terbesar di Indonesia itu.
Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-793 tergelincir ke luar landasan pacu bagian selatan Bandara Soekarno-Hatta. "Informasinya akan ditarik keluar runway hari ini," ungkap Barata.
Pesawat rute Makassar-Jakarta yang mengangkut 166 penumpang dan enam awak termasuk pilot dan kopilot itu tergelincir saat melakukan pendaratan pada 9 Maret sekitar pukul 15.30 WIB. Tidak ada korban jiwa ataupun terluka dalam peristiwa ini.
Pada hari naas tersebut pesawat diawaki oleh Capt. Haryanto dan Co-Pilot Darsito, akibat insiden tersebut pesawat mengalami kerusakan yang cukup parah di bagian depan.
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menyatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya dan mendukung penyelidikan yang dilakukan KNKT. Dia menegaskan bahwa pendaratan yang dilakukan pilot saat itu merupakan pendaratan normal.
Tergelincirnya pesawat Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng itu merupakan kasus kedua yang dialami Lion Air dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, pesawat tipe yang sama MD-90 mendarat darurat di Hang Nadim Airport, Batam. Pesawat rute Medan-Batam-Jakarta mendarat darurat tanpa roda depan.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengirimkan tim investigator untuk memeriksa pesawat MD-90 milik Lion Air yang tergelincir di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng pada 9 Maret.
Juru bicara KNKT J.A. Barata mengatakan investigator yang dikirim itu a.l. Franz Wenaz, J. Temenggung, Capt. Nurcahyo, Alit Sadikin, dan Sulaeman.
"Kami akan kumpulkan sebanyak munngkin data-data pendukung di lapangan," jelasnya.
Pada tahap awal, lanjut Barata, tim investigator akan mengumpulkan data untuk mencari penyebab kecelakaan pesawat di bandara terbesar di Indonesia itu.
Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-793 tergelincir ke luar landasan pacu bagian selatan Bandara Soekarno-Hatta. "Informasinya akan ditarik keluar runway hari ini," ungkap Barata.
Pesawat rute Makassar-Jakarta yang mengangkut 166 penumpang dan enam awak termasuk pilot dan kopilot itu tergelincir saat melakukan pendaratan pada 9 Maret sekitar pukul 15.30 WIB. Tidak ada korban jiwa ataupun terluka dalam peristiwa ini.
Pada hari naas tersebut pesawat diawaki oleh Capt. Haryanto dan Co-Pilot Darsito, akibat insiden tersebut pesawat mengalami kerusakan yang cukup parah di bagian depan.
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menyatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya dan mendukung penyelidikan yang dilakukan KNKT. Dia menegaskan bahwa pendaratan yang dilakukan pilot saat itu merupakan pendaratan normal.
Tergelincirnya pesawat Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng itu merupakan kasus kedua yang dialami Lion Air dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, pesawat tipe yang sama MD-90 mendarat darurat di Hang Nadim Airport, Batam. Pesawat rute Medan-Batam-Jakarta mendarat darurat tanpa roda depan.
0 komentar:
Posting Komentar